Loading
20Jul 2017

0

1240

0

Blokir Telegram, Ini Sikap Pemerintah dan Owner Telegram

News, Technology by hostingsupport

Hi PadiFLEZ Mania,

Kami mohon maaf sebelumnya karena sudah lumayan lama kami tidak mengisi halaman blog di website PadiFLEZ ini.

Terkait berita yang masih hangat tentang status aplikasi “Telegram” di Indonesia, Pemerintah Indonesia beberapa waktu lalu telah memblokir layanan pesan populer Telegram, karena kekhawatiran kelompok radikal menggunakan platform terenkripsi untuk menyebarkan informasi di negara berpenduduk mayoritas Muslim ini.

Pemerintah memblokir Telegram di web pada hari Jumat lalu (14/07/17) dan mengancam untuk memblokir aplikasi tersebut setelahnya, jika perusahaan tersebut tidak menangani konten ilegal yang ada di dalamnya.

Sebagai tanggapan, Telegram mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya akan mengumpulkan sebuah tim moderator untuk secara aktif menghapus konten yang berhubungan dengan teroris.

“Setiap bulan kami memblokir ribuan saluran publik yang terkait dengan ISIS,”

“Perusahaan telah membangun namanya pada enkripsi end-to-end, sehingga memudahkan kelompok untuk berbagi informasi secara anonim.” kata CEO Telegram, Pavel Durov, dikutip oleh Wall Street Journal.

Pihak berwenang Indonesia mengatakan bahwa mereka memutuskan untuk menariknya karena “banyak saluran” di Telegram yang berisi informasi berbahaya.

Menteri Komunikasi Indonesia Rudiantara memperingatkan pada hari Sabtu bahwa lebih banyak layanan media sosial dapat dilarang di negara tersebut, jika mereka gagal menyaring konten radikal.

“Sampai sekarang hanya 50 persen (konten radikal) telah disaring oleh penyedia platform media sosial. Ini mengecewakan … Jika tidak ada perbaikan yang harus kita bicarakan untuk mematikan semua platform,” katanya.

Telegram memiliki beberapa juta pengguna di Indonesia.

Dalam sebuah pernyataan di saluran telegramnya, CEO aplikasi messaging Pavel Durov mengatakan,

“Telegram sangat terenkripsi dan berorientasi privasi, tapi kami bukan teman teroris.

“Saya yakin kita dapat secara efisien membasmi propaganda teroris tanpa mengganggu penggunaan Telegram yang sah oleh jutaan orang Indonesia.”

Durov mengatakan bahwa Telegram memiliki “beberapa juta pengguna” di negara ini.

Para pengguna Telegram turun ke Twitter untuk mengungkapkan ketidakpuasan mereka dengan larangan tersebut dan meminta pengguna untuk memblokir akun Twitter Presiden Joko Widodo sebagai pembalasan, dengan hashtag #blokirjokowi

Comments (0)